Jakarta - Penerimaan pajak dibutuhkan sebuah negara untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Alasan tersebut sering muncul, saat pemerintah terus mengimbau dan mengajak masyarakat mengeluarkan uangnya untuk disetorkan ke negara dalam bentuk pajak.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut alasan tersebut terlalu abstrak untuk disampaikan kepada seluruh masyarakat di Indonesia. Perlu ada sesuatu yang konkret agar lebih mudah dipahami.
"Memang alasan itu terlalu abstrak. Tapi coba dibayangkan kenapa kita perlu mengumpulkan uang penerimaan pajak," kata Sri Mulyani, saat sosialisasi tax amnesty kepada pengacara, notaris, dan kurator di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu malam (23/11/2016).
Analogi Sri Mulyani adalah dari dana yang disetorkan sebesar Rp 1 triliun oleh pajak masyarakat. Berikut analoginya:
Dana Rp 1 triliun bisa membangun 155 km jalanDana Rp 1 triliun bisa membangun 3541 jembatanDana Rp 1 triliun bisa membayar 9400 gaji guru senior dalam setahun.Dana Rp 1 triliun bisa membayar 10.000 gaji petugas kepolisian selama setahun.Dana Rp 1 triliun bisa menjadi bantuan beras untuk 729.000 rumah tangga miskin.Dana Rp 1 triliun bisa menjadi bantuan benih 93.000 ton untuk petani.Dana Rp 1 triliun bisa menjadi bantuan pupuk 306.000 ton untuk petani.Dana Rp 1 triliun bisa menjadi bantuan biaya 2,2 juta siswa SD atau 1,3 juta siswa SMP dan 1 juta siswa SMA.Dana Rp 1 triliun bisa menjadi bantuan kesehatan untuk 3,6 juta orangDana Rp 1 triliun bisa membangun 6765 ruang kelas SDDana Rp 1 triliun bisa membangun 50 rumah sakitDana Rp 1 triliun bisa membayar tunjangan profesi untuk 23.585 guru setahunDana Rp 1 triliun bisa memberikan akses kesehatan untuk 4,2 juta ibu-ibu hamil"Saya ingin berikan ilustrasi ini agar kita tidakdisconnect antara apa yang kita lakukan dan kewajiban sebagai warga negara, dengan apa uang pajak oleh RI. Ini nyata dan perlu mendapatkan dukungan semua," papar Sri Mulyani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar