Jakarta - Semangat Pagi,
Jika kemarin kita sudah belajar banyak tentang GDP dan cadangan devisa, hari ini kita akan bahas tentang sektor industri dasar khususnya sektor industri semen yang sudah melaju selama 2 pekan ini.
Saat ini sektor industri dasar terutama industri semen, masih berpotensi untuk melanjutkan penguatannya dalam jangka pendek, seiring dengan melajunya sektor properti, konstruksi, dan infrastruktur. Jika kita perhatikan, memang ketiganya saling terkait satu sama lain.
Secara teknikal sektor industri dasar sedang berada pada level tertinggginya sejak Agustus 2015. Jika dilihat, sejak 9 Agustus 2015 sampai dengan 8 Agustus 2016, sektor yang tercatat dengan pembelian bersih asing tertinggi adalah:
Sektor Properti Rp 4,61 triliunSektor Infrastuktur Rp 4,37 triliunSektor Industri Dasar Rp 2,31 triliunApa artinya ?
Sektor Properti Rp 4,61 triliunSektor Infrastuktur Rp 4,37 triliunSektor Industri Dasar Rp 2,31 triliunApa artinya ?
Hal ini berarti bahwa, investor asing sangat optimis dengan ketiga sektor tersebut. Why?
Karena investor asing menilai Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastuktur maupun properti, dan pemerintah Indonesia juga mendukung pembangunan tersebut.
Biasanya seiring dengan peningkatan terhadap kedua sektor tersebut, sektor industri dasar terutama semen juga akan ikut mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan semen merupakan bahan baku utama dalam melakukan pembangunan.
Kebijakan-kebijakan pemerintah akhir-akhir ini membuat sektor infrastuktur dan sektor properti mengalami penguatan sehingga sektor yang menjadi bahan baku utamanya juga ikut mengalami penguatan. Salah satu kebijakan yang memberi sentimen positif adalah Tax Amnesty.
Selain Tax Amnesty, sentimen lainnya juga berasal dari Bank Indonesia (BI), yang akan menggunakan acuan BI seven days repo bulan Agustus 2016, di mana acuan bunga ini lebih rendah dari BI Rate. Berarti bunga pada bank lain juga berkesempatan untuk turun, sehingga akan memicu banyak orang untuk melakukan pembiayaan secara kredit.
Seperti yang sudah saya bahas dalam kopipagi dan kopisore hari-hari sebelumnya, dengan bunga kredit turun, akan mendorong peningkatan orang yang kredit, dengan begitu permintaan akan properti akan semakin naik dan proyek-proyek properti pun akan bertambah banyak. Dengan bertambahnya proyek-proyek baru tersebut, industri dasar terutama penjualan semen juga akan meningkat.
Untuk saham-saham yang masih berpotensi dalam sektor industri dasar adalah SMGR yang sudah menguat lebih dari 10% sejak di rekomendasikan dalam The Ellen May Premium Access Update 27 Juli 2016 dan masih akan berpotensi menguat menuju target 11000-11500. Selain SMGR, saham SMBR setelah menguat 54% sejak direkomendasikan dalam Premium Access 26 Juli 2016 dan berpotensi breakout dari 1100. Saham SMCB berpotensi untuk menyusul SMBR.
Bagaimana dengan pergerakan saham hari ini ?
Setelah menyentuh rekor tertingginya pada Jumat lalu, Bursa Amerika pada senin waktu setempat bergerak melemah, Indeks Dow Jones ditutup pada level 18.529,29 atau melemah 14,24 poin (-0,08%). Begitu pula dengan Indeks S&P yang melemah 1,98 poin (-0,09%) yang ditutup pada level 2.180,89.
Bursa Amerika dinilai tidak mampu untuk breakout dari level tertingginya meskipun harga minyak menguat. Para pelaku pasar masih menunggu laporan data penjualan ritel yang akan dirilis minggu ini.
Di Indonesia, IHSG kemarin ditutup pada level 5.458,98 atau menguat 38,73 poin (+0,71%) dengan ditutup pada level 5.458,98 . Sektor yang mengalami penguatan terbesar adalah Sektor Aneka Industri sebesar 4,57%.
Saya lihat IHSG masih akan melanjutkan penguatan, meski penguatan sudah mulai terbatas. IHSG berpotensi menguji resistennya di 5.524, dan mulai sangat rawan profit taking jangka pendek.
Hari ini, saham-saham di sektor properti masih berpotensi untuk menguat, demikian pula saham dari industri dasar. Waspadai profit taking selalu, jangan terjebak euforia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar