Jakarta - Kisah cinta Wakil Presiden AS Joe Biden dan istrinya, Jill, memang tak sepamor atasannya, Barack Obama dan Michelle. Meski kurang menarik atensi publik, percintaan mereka ternyata penuh kisah romantis dan tragedi bak film drama.
Hampir empat dekade sudah usia pernikahan Joe dan Jill. Namun bagi keduanya, pernikahan ini sebetulnya bukan yang pertama.
Cinta perdana Joe adalah Neilia Biden, kekasih semasa kuliahnya yang akhirnya menjadi pendamping hidupnya. Hidup Joe bagai di atas awan, penuh sukacita, karena dapat menikahi pujaan hatinya.
Foto: Getty Images
Pernikahan mereka semakin sempurna dengan kehadiran tiga momongan, dua putra, Beau dan Hunter, serta si bungsu Naomi. Namun sukacita itu berganti dukacita saat Joe yang sedang berada di Washington untuk pencalonannya sebagai senator mendapat telepon darurat.
Di ujung telepon, seseorang mengabari bahwa istri dan ketiga anaknya mengalami kecelakaan lalu lintas. Kejadian yang terjadi saat menjelang Natal 1972 tersebut merenggut nyawa sang istri dan putrinya yang baru berusia satu tahun.
"Istri dan ketiga anakku sedang pergi berbelanja untuk Natal saat truk pemgangkut traktor menabrak mereka. Istri dan putriku tewas. Sementara dua putraku kemungkinan besar tidak selamat juga," kenang Joe saat berpidato di Yale, seperti dikutip Vogue.
Dunia Joe seperti hancur berkeping-keping. Dua kekasih yang dicintainya pergi bersama-sama secara tragis. Sementara nyawa kedua putranya pun bagai telur di ujung tanduk.
Beruntung nyawa mereka masih bisa terselamatkan. Meski pemulihan memakan waktu berbulan-bulan di rumah sakit, Joe selalu setia berada di sisi mereka.
Bagaimana pun juga, keluarga adalah prioritas utamanya terlepas dari statusnya sebagai senator terpilih kala itu. Pengambilan sumpah lantas dilakukan di rumah sakit lantaran Joe ingin terus mendampingi putranya yang masih kritis.
"Ikatan yang terjalin dengan kedua putraku adalah sebuah karunia yang mustahil terjadi kalau bukan karena musibah ini. Saat fokusku hanya ke mereka, aku seolah pulih kembali," ujar Joe yang mencoba memetik hikmah dari tragedi itu.
Foto: Getty Images
Tiga tahun menduda, Joe dikenalkan oleh saudaranya kepada Jill Jacobs, seorang mahasiswi cantik berstatus janda. Setelah kencan beberapa kali, benih-benih cinta pun mulai bersemi.
Jill yang biasa mengencani pria 'biasa' yang berpakaian kasual, sempat meragukan nasib hubungan tersebut lantaran kepribadian Joe yang sedikit kaku dengan gayanya yang formal.
Hal lain yang membuat Jill semakin ragu adalah usianya yang terpaut sembilan tahun lebih muda dari Joe.
"Sepulang kencan di bioskop, Joe mengantarku pulang. Ia mengucapkan selamat malam dengan menjabat tanganku. Setelah itu, aku menelepon ibuku dan bilang, 'Bu, akhirnya aku bertemu dengan seorang pria sejati'," kenang Jill kepada Vogue.
Lalu tiba saatnya Joe melamar Jill. Tak disangka, Jill menolak permintaan kekasihnya itu. Tidak menyerah, Joe terus melontarkan pertanyaan yang sama. Namun semangat Joe belum cukup untuk meluluhkan hati Jill. Ada apa?
Bukan karena kurang harmonis dengan keluarga Joe, justru hubungan mereka sudah sangat dekat bagai ibu dan anak kandung. Namun karena kedekakatan itu yang membuatnya ragu. Bahkan menjadi beban tersendiri. Ia harus memastikan pernikahan tersebut benar-benar berhasil agar tidak mengecewakan mereka.
"Mereka (Beau dan Hunter) sudah pernah kehilangan figur seorang ibu. Dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Jadi aku harus 100 persen yakin," ungkap Jill yang akhirnya menjawab 'ya' setelah Joe melamar lima kali.
Foto: Getty Images
Hari bahagia itu pun tiba. Pada 17 Juni 1977, mereka meresmikan hubungan tersebut dalam sebuah pemberkatan sederhana yang berlangsung di kapel Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York City. Disaksikan Beau dan Hunter serta 40 tamu undangan, keduanya saling mengucapkan janji sehidup semati sebagai sepasang suami-istri.
Seperti pengantin baru lainnya, Joe dan Jill juga tidak melewatkan bulan madu. Bukan berdua, melainkan berempat bersama kedua putranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar