Jakarta - Harga daging sapi masih tinggi, rata-rata daging sapi lokal dijual Rp 120.000/kg di Pasar Minggu. Harga tersebut mahal karena pasokan yang kurang.
Salah satu penjual daging sapi, Rendi mengaku menjual daging sapi lokal Rp 115.000/kg-Rp 120.000/kg. Harga tersebut dinilai stabil tidak naik atau turun.
"Daging sapi lokal paling murah Rp 115.000/kg, ada juga yang Rp 120.000/kg. Standar minimal biar nggak rugi Rp 120.000/kg kalau yang Rp 115.000/kg dagingnya campur," kata Rendi, saat ditemui di salah satu kios daging sapi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (20/11/2016).
Menurutnya, harga daging sapi masih tinggi karena stok daging hidupnya sedikit dan kualitas daging yang telah dipotong rendah. Misalnya ketika sapi hidup dipotong kualitasnya rendah karena sapi tersebut mengandung banyak lemak.
"Dijual Rp 120.000/kg karena jumlah sapinya kurang, kualitas sapinya nggak sesuai dengan mutu target kita. Kadang kalau kita potong rugi karena sepi pembeli, dari harganya tinggi kualitasnya kurang bagus ada yang banyak lemaknya daripada dagingnya, ada juga kurus gini, tapi besar tulangnya," kata Rendi.
Ia mengaku, daging lokal kalah saing dengan produk impor daging sapi atau impor daging kerbau. Hal itu karena harganya lebih murah sehingga pembeli justru beralih ke produk impor.
Informasi saja, di Pasar Minggu terdapat kios Bulog yang menjual daging sapi impor Rp 80.000/kg sedangkan daging kerbau impor Rp 65.000/kg, hal itu membuat pedagang daging sapi rugi dan omzet menurun.
"Begitu daging dari India masuk itu mulai pasar kocar-kacir, langganan banyak yang pindah separuhnya," kata Rendi.
Ia menyebut, beberapa pedagang makanan seperti pedagang nasi Padang, soto, dan bakso banyak yang memilih daging sapi impor. Dia berharap pemerintah segera menurunkan harga daging sapi dan menjaga persediaan sapi karena dengan harga yang mahal bahkan penjagal sapi enggan memotong sapinya karena takut merugi.
"Mereka bilang nggak usah potong lah, yang beli dikit banget," kata Rendi.
"Pembelinya kurang, jualnya payah, kalah sama daging impor ini. Cuma beda rasa saja sebenarnya orang nggak banyak suka karena nggak ada rasanya. Kalau daging lokal itu asli lembut. Kalau impor pengawetnya banyak," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar