Jakarta - Wacana untuk mencanangkan program Full Day School menimbulkan berbagai pendapat di kalangan masyarakat. Pemerhati anak yang juga Ketua Umum Lembaga Pendidikan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, atau yang biasa dipanggil Kak Seto meminta agar wacana tersebut dipelajari dan dipertimbangkan dengan menerima masukan dari seluruh pihak.
"Jangan terburu-buru tapi akhirnya enggak matang. Harus dilihat pula kesiapan sekolah untuk memberlakukan sekolah hingga pukul 5 sore. Sekolah hingga pukul 1 siang saja banyak anak yang stres apalagi akan ada PR dan sebagainya," ujar Kak Seto saat berbincang dengan detikcom, Senin (8/8/2016).
Kak Seto mengatakan seharusnya pemerintah memperhatikan bahwa dalam memberikan pendidikan bagi anak, tak melulu dengan pendidikan formal di sekolah. Pendidikan non-formal yang mengharuskan anak dekat dengan keluarga dan masyarakat di sekitarnya juga perlu diperhatikan.
"Mereka juga butuh untuk dekat dengan keluarga. Kan tidak semua orang tua bekerja, banyak anak yang stres karena tidak dibimbing keluarga. Jadi ini menjadi bahan pertimbangan, karena ini (wacana Full Day School) nanti akan menimbulkan protes dari masyarakat," jelasnya.
Dia mengingatkan, atmosfer sekolah yang baik juga akan mempengaruhi perkembangan siswa dalam menyerap pelajaran, tak peduli berapa jam mereka menghabiskan waktu di sekolah. Dan hal itu diimbangi dengan pendidikan yang diberikan lingkungan rumah mereka.
Kak Seto mengatakan, hal utama yang harus dibenahi dalam sistem pengajaran Indonesia adalah peningkatan kualitas guru. Menurutnya metode pengajaran 'zaman dulu' sudah tak cocok lagi diterapkan untuk mengajarkan para siswa, khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
"Memang sarana dan prasarana yang lengkap itu perlu, tapi bagi murid, guru kreatif akan menyenangkan siswa untuk menyerap pelajaran, sehingga anak tak hanya cemerlang dari segi akademik, namun juga etika dan karakter," jelas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar