Jakarta - Menghadapi MEA, Kemenpar bersama Sekretariat ASEAN menyelenggarakan konferensi internasional. Tujuannya untuk menyamakan standar mutu SDM pariwisata di ASEAN.
Konferensi Internasional bertajuk 'Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional (MRA-TP)' pun digelar untuk menyikapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dimulai tahun 2016 ini. Bidang pariwisata adalah leading sector yang terbukti ampuh untuk mendatangkan devisa.
Bertempat di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jl Benyamin Sueb Kav B6, Superblok Mega Kemayoran Jakarta, acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Turut hadir pula dalam acara ini beberapa deputi/menteri pariwisata dari negara-negara ASEAN seperti Dato' Seri Mohamed Nazri Abdul Azis dari Malaysia, hingga Thida Chongkongkiat dari Thailand.
Dalam pemaparannya, Arief menyatakan konferensi yang baru pertama kalinya digelar ini punya peranan penting sebagai implementasi nyata mewujudkan SDM profesional di bidang pariwisata dengan kompetensi yang telah distandarisasi. Sehingga, mereka bisa bersaing dengan negara lain di kawasan ASEAN.
"Kebutuhan akan tenaga kerja berskill tinggi di bidang pariwisata, sangat banyak di kawasan ASEAN. Mereka berada paling depan untuk menciptakan kesan baik kepada para turis, sehingga mereka mau datang lagi di masa depan. Inisiatif ini kami lakukan berkolaborasi dengan Sekretariat ASEAN, agar dampaknya tidak hanya untuk negara, organisasi, atau industri, tetapi juga untuk semua orang," papar Arief kepada hadirin, Senin (8/8/2016) malam.
Seperti kita tahu, pariwisata merupakan leading sector yang masih mampu tumbuh di kala industri lain mengalami kelesuan. Menurut data yang diungkapkan Arief, sektor pariwisata di Indonesia sendiri saja sudah menyumbang persentase sekitar 10% dari total GDP Indonesia. Jika diuangkan, angkanya sekitar USD$ 82 Miliar.
"Sektor pariwisata itu cara yang paling mudah dan murah untuk meningkatkan pendapatan negara. Selama 5 tahun terakhir, pariwisata terus mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,8%. Pertumbuhan ini lebih baik dari sektor lain, seperti minyak dan gas, pertanian, dan industri manufaktur, yang mengalami pertumbuhan negatif," tegas Arief.
Beberapa agenda penting yang dibahas dalam ajang Konferensi Internasional MRA-TP ini, antara lain ASEAN Common Competency Standard for Tourism Professional (ACCSTP) hingga Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC). Kedua agenda tersebut berfungsi untuk menyamakan kompetensi standar para tenaga kerja di bidang pariwisata Se-ASEAN, serta menyamakan kurikulum pendidikan pariwisata di sekolah-sekolah pariwisata Se-ASEAN.
Diharapkan setelah standar kompetensi di negara ASEAN sudah disamakan semua, penerbitan sertifikasi atas kompetensi tersebut akan makin mudah untuk dilakukan. Nantinya bukan tidak mungkin SDM Pariwisata asal Indonesia di masa depan bisa bekerja melanglang buana ke negara-negara ASEAN, dan begitu pula sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar